Penulis: Redaksi
SINAR MEDAN | JAKARTA
Aktivis yang aktif di komunitas Civil Society Indonesia (CSI), Irma Hutabarat menyampaikan kritik soal transparansi kasus kematian Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Hal itu disampaikan Irma Hutabarat, dalam acara solidaritas di TIM baru-baru ini.
Irma meragukan, proses peradilan yang dilakukan pihak-pihak yang terlibat dalam kasus, termasuk Irjen Ferdy Sambo.
"Dia dihukumnya dimana, apa yang dilakukannya dipenjara, katanya transparan," tutur Irma Hutabarat, Senin (8/8/2022) kemarin.
"Jangan-jangan, disana mereka membuat persekongkolan baru," tegasnya.
Aktivis tersebut juga mempertanyakan kemunculan istri Ferdy Sambo, PC di Mako Brimob beberapa hari lalu.
"Dari ibu Chandrawati yang katanya sakit hati terus dan trauma, tiba-tiba nongol. Itu seperti permainan kita semua," ungkap Irma.
Irma dan sejumlah komunitas lainnya, yang tergabung dalam aksis 3000 lilin buat Brigadir J, meminta pihak penyidik untuk transparan.
"Transparan itu berhenti menggunakan eufimisme, berhenti dengan jawaban-jawaban formatif," pungkas Irma Hutabarat.
(SM - Red/Ig)