Penulis: Redaksi
SINAR MEDAN | MEDAN
Memperingati malam pergantian Tahun 2022 ke Tahun 2023, Umat Muslim berdarah India di Kota Medan punya cara sendiri. Mereka memilih untuk melakukan pengajian, sekaligus Zikir Akbar di Masjid Gaudhiyah Medan dari pada menyalakan kembang api, petasan.
Ketua Yayasan South Indian Moslem Mosque, Sidik Saleh menjelaskan, kegiatan ini sudah lima tahun terakhir digelar. Diakuinya, mengubah tradisi yang sudah melekat tidaklah mudah. Pada tahun pertama Zikir Akbar, tak banyak jamaah yang hadir.
"Sudah hampir lima tahun ini, selalu kita buat. Kita melakukan muhasabah diri, masih banyak sekali kekurangan kita dari tahun ke tahun yang harus diperbaiki. Kondisinya setiap pergantian tahun, mercon ini luar biasa. Dengan kita masukkan jemaah-jemaah, akan berkurang masyarakat yang merayakan pesta kembang api," ungkap Sidik di Masjid Gaudhiyah Medan, Sabtu kemarin malam.
"Awal kita buat zikir saat tahun baru ini, cukup sulit dengan kebiasaan masyarakat yang ikut merayakan pesta kembang api. Ada yang sudah terima job menghidupkan kembang api, termasuk masyarakat Muslim yang mengadakan itu," tutur Sidik.
Lebih lanjut diutarakannya, awal mula kegiatan ini dibuat banyak warga yang mengikuti. Para warga, lebih memilih ikut memeriahkan pesta kembang api di sekitaran Jalan Zainul Arifin daripada berzikir di masjid.
"Kita melihat kondisi ini bukan lingkungan muslim, jadi inilah kita punya cara meredam atau mengurangi. Kita ajak dengan cara lemah-lembut agar mereka tidak tersinggung, kita ajak para remaja untuk masuk ke dalam masjid," lanjutnya.
Terlihat di dalam Masjid, seratusan jamaah kompak melantunkan shalawat di tengah dentuman kembang api yang hanya berjarak beberapa meter. Selain itu, para jamaah juga tampak khusyuk mendengar tausyiah dari 7 ustaz di masjid milik keturunan Muslim India tersebut.
"Kita akan melakukan zikir, hingga pukul 1 malam. Kalau tahun lalu hanya pukul 12. Kita atur jadwal untuk tausiyah dan berzikir, agar masyarakat tidak bosan menunggu pergantian tahun tengah malam," jelasnya.
Terdengar, suara tausyiah berbunyi lantang melalui toa masjid. Bagi masyarakat yang melintas di sekitar masjid, tentu dapat mendengar isi dari tausyiah ustaz tersebut.
"Masyarakat menyambut zikir akbar ini dengan positif, tak ada yang merasa terganggu dan para ibu-ibu di sekitar sini juga turut senang dan menyambut baik," beber Sidik.
Seorang jamaah, Uli menyebutkan, tahun ini menjadi tahun ketiga dirinya ikut zikir Akbar ini. Ia mengkui, dirinya memang bertekad untuk tak mengikuti pesta kembang api.
"Dulu tiap tahun selalu ikut pesta kembang api, sama anak dan keluarga kita duduk di trotoar sambil nunggu-nunggu ganti tahun, beli terompet juga. Tapi kalau sekarang sudah nggak lah, ini udah tiga tahun kita di masjid aja," pungkas Uli.
(SM - Redaksi/Det)
 
  